SIMALUNGUN,mediatrias.com – Diduga Bisnis SPA berkedok esek esek yang menjamur di Kecamatan Siantar telah meresahkan masyarakat Simalungun. Kegiatan para pengusaha ini membuktikan kegagalan Pemerintah Daerah tidak tegas dalam memberantas Bisnis ilegal apalagi pengusaha melanggar norma norma agama.
Seperti pengusaha SPA berkedok esek esek yang berlokasi di komplek griya jalan asahan persisnya berhadapan langsung dengan restoran Cindelaras, bebas beroperasi seakan pemiliknya kebal hukum. Tanggapan miringpun terlontar dari mulut warga ataupun pengunjung restoran dengan menggunakan kata NAJIS setiap kali melihat pemandangan para pekerja SPA yang selalu menggunakan pakaian seksi dan tidak bermoral berkeliaran di komplek griya.
Lidia, warga jalan asahan Kecamatan Siantar saat berkunjung menikmati makanan di Restoran Cindelaras senin (20/6) sangat menyesalkan sikap pemerintah terkesan tutup mata melihat kegiatan praktek mesum telah sampai di tanah Simalungun Habonaron do Bona. “Pak Bupati Simalungun DR JR Saragih, tolonglah tertibkan lokasi SPA di komplek griya jalan asahan karena pemandangan para pekerja SPA sudah tidak bermoral dan dapat merusak mental generasi muda. “Harapnya.
Saat awak media mempertanyakan ijin usaha dari BPPT Simalungun (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu), Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata kepada pengusaha G Spa, A hutagaol mengatakan bahwa surat ijin telah lengkap dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kab Simalungun. “Sudah lengkap ijin usaha saya dari Dinas PIT, hanya Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata belum diurus, karena menurut saya itu tidak perlu. “Kata hutagaol dengan nada angkuh. Seolah mengangkangi peraturan Pemerintah Simalungun.
Seorang pengunjung, andre warga rambung merah saat ditanya minggu (20/6) mengungkapkan pelayanan pekerja golden spa, “ceweknya cantik cantik dan masih muda. wanita yang saya pakai tadi berusia 21 tahun. Untuk tarif kusuk dan service plus plus (esek esek) berbiaya 300 ribu saja, tapi sudah puas bang. Kalau para therapist takut, mereka juga bisa dibawa ke hotel. sama saja secara tidak langsung pengusaha menyediakan wanita panggilan”. Ungkap andre sembari tersenyum.
Pengamat sosial dari LSM LPAB Siantar Simalungun JM Saragi turut mengomentari ulah pengusaha spa dan mengharapkan agar dinas pariwisata harus menindak tegas dan jangan hanya diam saja. “Ungkapan andre selaku pengunjung Golden Spa, diharapkan kepada aparat kepolisian dan petugas Satpol PP segera melakukan penertiban, karena sudah menyalahi izin. Pendirian Massage Spa berkedok esek esek telah melanggar UU kepariwisataan no 10 tahun 2009, apalagi hal itu menyangkut moral. Lanjutnya, “Saya menduga ada oknum tertentu yang membekingi para pengusaha dan menerima upeti untuk melancarkan bisnis kotor esek esek ini. “terangnya.
Kadis Pariwisata Simalungun Posma Sinaga ketika dikonfirmasi saat makan bersama selasa (13/6), mengenai maraknya usaha spa berkedok esek esek dikomplek griya menjelaskan, “saya tidak mengetahui ada usaha spa disitu, karena mereka tidak ada pemberitahuan. Mengenai ijin dari Dinas Pariwisata belum ada PERDA tetapi kita akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan. Apabila ada pengusaha yang tidak memiliki ijin, akan ditindak tegas dan segera menutup usahanya. “Tegas Kadis Pariwisata.
Fungsionaris DPC PDIP Kab Simalungun Abu sofian siregar turut menyatakan sikap, bahwa pelaku usaha SPA harus berkordinasi dengan Dinas Priwisata sebagai perwakilan Pemerintah yang berhak menerbitkan rekomendasi layak atau tidaknya usaha Spa beroperasi. Jika Dinas Pariwisata tidak menerbitkan surat rekomendasi terdahap BPPT simalungun, sudah jelas usaha Massage ilegal yang beroperasi di komplek griya, apalagi berkedok esek esek akan segera kita tindak. “Dalam waktu dekat, kita akan menyurati pemrintah “. “ucap abu sofian siregar.
Amatan awak media dilokasi komplek griya ada tiga tempat usaha spa dengan memberikan pelayanan lebih atau plus-plus yang berkedok esek esek yaitu, G massage, S massage, N refleksiologi. Disinyalir setiap pelanggan dapat memilih wanita muda yang tersedia antara usia 19 sampai 23 tahun.
Tujuannya jelas bersaing untuk menarik minat tamu.Terbukti, saat dilakukan pengecekan di lokasi SPA, kamar yang disediakan ada pembatas kayu triplek, Dugaan, saat pekerja therapist bekerja selalu menawarkan layanan plus-plus ditempat atau.
Reporter: [tr/wa]
Editor :zulham