TAPTENG ,mediatrias.com – Kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Hati Nurani Rakyat (DPD-Hanura) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dituding ‘Mencuri’ arus listrik yang terletak di Jalan Raja Junjungan Lubis, Kamis (1/9).
Saprul Tanjung selaku pengurus Partai Hanura Kabupaten Tapanuli Tengah tidak terima dengan apa yang di lakukan pegawai PLN cabang Sibolga yang melakukan pemutusan arus listrik tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu.
“Sebelum pemutusan listrik seharus mereka melakukan konfirmasi dulu kepada konsumen yang bersangkutan, supaya jangan ada anggapan masyarakat yang menduga Kantor DPD HANURA Tapteng “MENCURI” arus listrik PLN dikarenakan pemutusannya langsung dari tiang PLN.” ucap saprul kepada warta Indonesia news.
Pria pemilik Vino Cafe itu menilai pihak PLN tebang pilih terhadap konsumennya dikarenakan ketika pegawai PLN ingin melakukan pemutusan listrik di Perumahan BTN tepatnya di jalan KH Dewantara Pandan.
“Tadi pun saya perhatikan mereka di BTN (Perumahan-red), begitu mereka hendak melakukan pemutusan rupanya pemilik rumah dan pegawai saling kenal,
maka pegawai PLN mundur dan tidak jadi melakukan pemutusan arus listrik,”
Sambungnya, “apalah salahnya PLN memberikan tenggang waktu kepada konsumen atau memberikan peringatan pemutusan, Seharusnya PLN ini melayani masyarakat, karena PLN ini milik rakyat bukan punyanya,” bebernya.
Dirinya tidak terima dikatakan Kantor DPD HANURA Tapteng ‘Pencuri’ Arus listrik. Sekretaris Partai Hanura Tapteng (saprul Red) langsung membantah dan memperlihatkan slip pembayaran dari Bulan April hingga July melalui Bank Swasta.
“Kenapa kami dikatakan mengambil arus? Ini bukti pembayaran kami melalui Bank Mandiri, dan satu lagi, kenapa mereka menyuruh kami untuk membayar rekening listrik untuk bulan 8 kemaren?,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang Anggota Lantas Pandan yang piket mengatakan seharusnya Pihak PLN membawa aparat hukum dan pihak dari Kecamatan daerah tersebut, utnuk melakukan pemutusan jaringan langsung.
“Tiga Tahun yang lewat bang, mereka ini didampingi oleh Sabara, Intel dan reserse serta aparat Kecamatan. Karena PLN dulunya seperti itu. Ini sudah sembarangan main mereka,” ungkap anggota lantas yang lagi piket.
Menanggapi itu, salah seorang pegawai PLN yang tidak mau mengungkapkan namanya saat dikonfirmasi warta Indonesia news mengaku tidak bisa memberikan penjalasan.“Jangan sama saya bang, maaf ya bang,” tandasnya. (IWAN BAKKARA).