BATAM,mediatrias.com – Pengusaha di kota Batam kembali melirik usaha bisnis gelanggang permainan (gelper) di kota Batam,bahkan saat ini mesin tersebut sudah beroperasi secara besar-besaran hampir di setiap kota , pertokoan, Mall, maupun di tempat pemukiman masyarakat.
Seharusnya Dinas BPM-PTSP, serta kepada penegak perda kota Batam(Sappol PP), maupun jajaran penegak hukum prihal Standarisasi Operasional Pelayanan (SOP) apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang di maksud di antaranya : tempat/lokasi, kelengkapan perizinan, jam buka –tutup, maupun teknis pelaksanaan penukaran coin apakah benar tidak mengandung adanya unsur judi .
Dari perjalanan investigasi awak media ini di beberapa lokasi di antaranya daerah Batam Centre ruko Botania sekitarnya lokasi gelanggang permainan gelper hanya boleh di masuki orang-orang tertentu dengan adanya penjagaan ketat dari pihak Sicurity melakukan pelarangan masuk kepada para awak media maupun kepada aparat penegak hukum.Saat awak media ini hendak mau masuk tiba-tiba di halangi oleh Sicurity dan pertanyaan “ Dari mana….maaf bagi awak media di larang masuk, “ ucapnya dengan pandangan yang sanagat sadis melihat.
Sementara khusus daerah Batu Aji dan sekitarnya mesin gelper menjadi penyakit masyarakat khususnya para kepala keluarga,tidak jarang lagi di temukan pertengkaran antara suami-istri di lokasi gelper hanya gara-gara uang gaji bulanan yang di harapkan oleh si istri untuk biaya belanja sehari-hari dalam hitungan jam uang jutaan rupiah raib seketika untuk membeli koin yang diduga setoran pajak kepemerintah sudah dimanipulasi oleh sang pengusaha gelfer.
Sungguh ironis sekali seoarang ibu rumah tangga Didepan orang banyak di lokasi gelper, Murni mengatakan “ Mana pak…gaji mu kok tega-teganya kamu itu bermain gelper tanpa memikirkan nasib keluarga dan anak-anak mu.Buat apa Bapak kerja mati-mati an di galangan kapal kalau untuk di habiskan di mesin gelper, berapa banyak pun uang yang bapak bawa kesini pasti akan habis.
“ sungguh heran saya melihatnya Mesin kok bapak lawan…apakah bapak tidak tau ya…mesin gelper ini pakai remot semua, sementara bapak itu pekerjaannya buruh kasar, kecuali seorang pengusaha atau Millioner ngak apa-apa ,gaji sudah pas-pas an dan tidak ada lembur malah main gelper lagi ini namanya habisin duit “ ucap Murni dengan kesal.
Selain itu, daerah Nagoya dan Jodoh sekitarnya beroperasinya gelanggang gelper terkesan tidak ada pengawasan dari pemerintah kota Batam, dari pantauan dan investigasi awak media ini di lokasi kerap terjadi pelanggaran jam buka-tutup nya , apalagi di peroleh informasi banyak lokasi yang tidak memiliki izin alias hanya bermodalkan “ kordinasi “ dengan oknum-oknum tertentu yang di anggap bisa membekinginya.
Ketika awak media ini mencoba menulusuri perizinan yang di miliki oleh pengusaha gelper tersebut di kawasan Nagoya dan Jodoh salah seorang berkata : Tidak ada hak para awak media bertanya apalagi memperlihatkan izin yang kami miliki, yang berhak adalah Dinas BPM-PTSP.Tugas awak media itu memberitakan, agar instansi terkait turun kelokasi-lokasi gelper untuk melakukan razia, jangan karena ulah pengusaha gelper yang tidak memiliki izin usaha kami juga kena imbasnya…malah pengunjung mereka yang lebih ramai, ucapnya dengan tegas.
Sehingga berita ini di terbitkan Dinas BPM-PTSP pemko Batam belum berhasil di temui oleh awak media untuk mengetahui kebenaran berapa banyak kah jumlah lokasi gelper yang telah di keluarkan instansi tersebut ?
Reporter : (*)
Editor :zulham