mediatrias.com BATAM, – Semakin sulitnya ekonomi menjadi dasar utama anak-anak dari golongan keluarga tidak mampu (miskin) tidak dapat melanjutkan pendidikan.Bahkan dengan berubahnya peraturan pemerintah penerimaan siswa baru melalui berbasis online akan semakin menyudutkan masyarakat miskin/tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan akibat daya saing semakin ketat ,ditambah kurangnya transparan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan yang dituding “bermain quota daya tampung siswa “ untuk dijadikan ladang bisnis.
Sepertinya Pemerintah Indonesia terkesan gagal menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun yang mana sebelumnya direncankan akan berakhir tahun 2008.Dimana pendidikan dapat menjadi landasan kuat bagi dua pillar utama penanggulangan kemiskinan yaitu : (1)pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berpihak pada kaum miskin (2)-pembangunan sosial yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.Hanya saja yang sering terjadi pemerintah daerah dan para wakil rakyat (DPRD) sering gagal untuk mengawasi pelaksanaan penerimaan siswa berbasis online karena kebanyakan faktor “ terutang budi “ saat mencalonkan diri untuk maju menjadi kepala daerah maupun wakil rakyat.
Konsep peranan pendidikan adalah upaya pengentasan kemiskinan bukan sekedar isu belaka ,namun secara langsung dapat berfungsi sebagai kekuatan untuk mengurangi jumlah kemiskinan,tetapi disaat ini masyarakat dapat merasakan khususnya kota Batam betapa mahalnya biaya pindidikan,mendaftar saja harus bayar dengan nilai uang yang bervariasi akibat faktor usia dan tidak lulus seleksi online.
Dalam wawancara awak media ini salah satu sekolah yang menjadi incaran masyarakat SMPN 4 Batam,masyarakat luas tentu dibingungkan sistem pendaftaran berbasis online,melalui Dinas pendidikan kota Batam transparan mengumumkan daya tampung siswa sebanyak 221 orang dengan ketentuan penerimaan sistem reguler ,prestasi non Akademik,siswa kurang mampu serta bina lingkungan.
Pada hari kedua awak media ini kembali mendatangi sekolah SMPN 4 yang beralamat di Bengkong Polisi ,dalam pernyataan seorang oknum guru mengatakan jumlah siswa sekarang mencapai kurang lebih 440 orang,ketika ditanya dari mana asal usul murid tambahan tersebut ,jawabnya “ titipan para guru, Oknum anggota DPRD Batam ,pejabat Dinas pendidikan ,Tim sukses pemenangan walikota & wakil walikota Batam hingga mencatut nama-nama pejabat tinggi propinsi Kepri.Ketika awak media ini menanyakan kembali berapa besaran biaya yang dipungut pada masing-masing siswa dan berapa distorkan kepada pihak sekolah ,dianya berdalih “ silahkan ditanyakan nanti kepada kepala sekolah “ ungkapnya.
Sesuai informasi yang digali awak media ini adanya oknum guru yang merangkap jadi calo siswa baru untuk mendaftarkan murid baru yang tidak lulus dalam pendaftaran seleksi online meminta uang kepada orang tua murid sebesar Rp.6.000.000,- untuk bisa anaknya diluluskan masuk disekolah SMPN 4 Batam.
Sementara kepala sekolah SMPN 4 Batam begitu sulit untuk ditemui awak media ini ,guna meminta data-data akurat siapa-siapa saja yang terlibat sebagai penitib murid tambahan dan berapa nilai anggaran yang dipungut serta siswa tersebut berasal dari kalangan mana,apakah masyarakat tidak mampu atau menegah keatas,berulangkali didatangi kepala sekolah-nya ,hingga mencoba menghubungi ponsel seluler genggamnya tidak bersedia mengangkat,bahkan dikirimkan pesan sms konfirmasi tidak ada jawaban.(s/tp)