BATAM,mediatrias.com – Inilah pernyataan Santo Lubis ,SH sebagai Kordinator Wilayah (Korwil) SBSI Kepri menyikapi naik nya tarif dasar listrik (TDL) bahwa dia menyatakan “ Kenaikan listrik sangat membebani buruh di kota Batam.
Beliau mengatakan, ada apa dengan pemerintah di Kepulauan Riau dalam hal ini Gubernur Kepulaua Riau, kenaikan Listrik sangat lah membebani kehidupan buruh di Kota Batam ,apalagi di kemudian hari setelah kenaikan listrik akan di ikuti oleh kebutuhan pokok lainnya.
Dan setelah adanya hal seperti ini maka kami sangat kecewa dengan tindakan Gubernur Kepri Nurdin Basirun yang menyetujui kenaikan Listrik. Kami menduga adanya “permainan” antara pemerintahan Kepri dengan PLN Bright Batam.
Kami sudah curiga dengan PLN Bright Batam yang beberapa hari terakhir memadamkan aliran listrik dengan alasan kekurangan daya, seperti memberi sinyal bahwa kenaikan listrik dimulai dari pemadaman selama 2(dua) jam.
Kami meminta PLN Bright Batam di Audit oleh Audit Independen apakah benar- benar rugi atau hanya akal-akalan saja. Kami meminta dengan penuh rasa hormat kepada Gubernur Kepri untuk mengevaluasi dan melihat jauh kedepan bagaimana dampak dari naik nya listrik di Batam.
Kami bingung dengan DPRD dan Gubernur Kepri apakah mereka mempunyai data kemampuan masyarakat jika listrik di naikkan. Jangan bandingkan Batam dengan Tarakan, kami tinggal di Batam bukan di Tarakan.
Kenaikan Listrik di Batam juga ujung – ujung nya pasti buruh meminta upah yang lebih tinggi lagi karena buruh tidak sanggup membayar listrik dengan gaji yang naik paling tinggi 11 persen saja.
Bayangkan PP 78/ 2015 yang di pakai pemerintah kami tolak karena upah murah, sedangkan listrik naik dan kebutuhan naik. Industrial di Kota Batam juga semakin ruwet jika adanya pergolakan dari Buruh untuk menuntut upah yang lebih tinggi akibat kenaikan listrik. Suhu industri di Batam juga tidak kondusif dengan adanya demo dari Buruh masalah kenaikan upah.
Selama ini kami menjaga hubungan yang harmonis terhadap pemerintah di Kepri Khususnya Batam, dan dengan tegas kami mengatakan bahwa kami tidak mampu menjaga anggota kami apabila nanti anggota kami turun ke jalan dan terlibat aksi demonstrasi massa.
Kami minta dengan rasa hormat, selayaknya Gubernur memperhatikan hal tersebut. Dahulu buruh di seluruh Indonesia dijanjikan salam 2(dua) jari sekarang buruh mendapatkan salam gigit jari.
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI)Pimpinan Prof. Muchtar Pakpahan SH MA akan terus menyuarakan “ TOLAK KENAIKAN LISTRIK “ tegas nya.
Reporter : (rs)
Editor :zulham