BATAM,mediatrias.com – Sungguh malang nasib Sani Simarmata seorang janda terpaksa harus kehilangan uang puluhan juta rupiah karena tergiur ingin memiliki rumah di komplek Perumahan Buana Bukit Permata Blok Mutiara No 35 Tembesi.Sani menceritakan awalnya dia di janjikan akan di bantu untuk pengurusan berkas, termasuk salah satunya akte kematian almarhum suaminya dari Pulau Jawa – Semarang,kata Hotmauli Malau itu adalah salah satu syarat mutlak untuk pengajuan ke Bank dengan biaya Rp.1.000.000,- dan di janjikan selesai paling lama 1 (satu) Minggu, tapi sampai sekarang belum selesai juga.
Sani Simarmata mengatakan saya di janjikan dengan uang DP 55 juta rupiah bisa memiliki rumah melalui Bank, dia mengiming – iming dari pihak Bank akan cair 200 juta, dengan perjanjian jika tidak jebol 200 juta dari pihak Bank uang saya akan di kembalikan seluruhnya.Hanya saja perjanjian tersebut tidak di tuangkan dalam bentuk tulisan, melainkan lisan saja, ungkapnya.
Masih kata dia, dengan berjalannya waktu begitu lama ternyata akte kematian almarhum suami saya belum kunjung selesai,lalu Hotmauli Malau meminta uang kepada saya sebesar Rp.30.000.000,-beserta bukti kwitansi dan transfer,dan kekurangan 25 juta lagi katanya setelah ada persetujuan dari pihak Bank, saat itu juga Hotmauli Malau menjanjikan akan memberikan bunga yang sangat rendah di bawah 10 % dari Bank BNI Syariah,hanya saja saya sudah mulai curiga bagaimana mungkin berkas saya bisa di proses di Bank sementara akte kematian almarhum suami saya belum kunjung selesai.
Tiga Minggu kemudian Hotmauli Malau mengatakan pada saya, ada orang Bank mau survei rumah tersebut, dan saya pun di suruh untuk datang dan saat itu saya tidak tahu Bank mana yang di maksud, saya di jemput kawannya di Pambil, ternyata Hotmauli Malau tidak ada disana.
Akhirnya saya dan temannya pergi kerumah itu, hampir kurang lebih 2 (dua) jam lamanya kami tunggu kedatangan Hotmauli Malau tak kunjung datang, dan akhirnya orang yang mengaku dari pihak Bank tiba di lokasi, dan mengatakan kepada saya rumah itu cuma 130 juta.
Berhubung Hotmauli Malau tidak jadi datang, saya pun memilih pulang dengan sangat kecewa karena dia tidak menghargai waktu sesuai yang di janjikan dari awal, ucapnya.
Sani Simarmata juga mengatakan selama ini juga saya sudah menaruh rasa curiga setiap pertemuan banyak kejanggalan yang saya lihat dari Hotmauli Malau, terkadang saya di suruh datang ke kantornya di Batam Centre hanya cuma ngisi formulir aja, sementara akte kematian almarhum suami saya tidak kunjung di serahkan, katanya dari pihak Bank habis saya isi terus di suruh pulang.
Di lain hari lagi saya di suruh datang lagi ke kantornya cuma mau bilang ada pihak Bank yang mau ambil, tetapi bunganya 13 % saya di suruh membayar perbulannya Rp.3.700.000,- dengan tegas saya menolak karena tidak sesuai dengan perjanjian, dan lagi pula saya menduga ini akal – akalan saja bagaimana mungkin pihak Bank bisa proses sementara berkas/dokumen saya belum lengkap.
Seminggu kemudian saya di suruh Hotmauli Malau untuk mendatangi Bank Mustika, setelah tiba saya bersama Hotmauli Malau masuk dan menemui salah seorang pegawai disana yang tidak tau namanya bertanya pada saya, Berapa gaji bulanan mu, apa pekerjaan mu,setelah itu kami pulang.
Berjalannya waktu selama 4 (empat) hari lamanya tiba – tiba seseorang menghubungi ponsel seluler saya dan dia mengaku dari pihak Bank Mustika sambil berkata : rumahnya jebol 160 juta rupiah, dan cuma bisa harga segitu,kalau mau lanjut oke kalau tidak mau lanjut silahkan ambil berkasnya, sementara saya melihat berkas pengajuan saya untuk ke Bank belum lengkap.
Kemudian Hotmauli Malau menghubungi saya melalui ponsel selulernya katanya dia sudah banding ke Bank Mustika dan rumah itu bisa laku seharga 180 juta, lalu saya sanggupi dengan catatan saya mencicil kekurangan 20 juta lagi dengan kesanggupan membayar 2 juta/bulan belum lagi pembayaran cicilan kepihak Bank, asalkan itu benar dan berkas asli akte kematian almarhum suami saya juga di serahkan pada saya, ternyata Hotmauli Malau tidak mau alias menghindar.
Karena sampai saat ini juga Hotmauli Malau belum juga menyerahkan akte kematian almarhum suami saya, serta menduga mempertemukan saya dengan pihak Bank sebagai rekayasa akhirnya saya membatalkan dan meminta uang saya di kembalikan.Tetapi Hotmauli Malau tidak bersedia dan mengatakan silahkan tepuh jalur mana saja saya siap….kejalur hukum pun saya siap,ada bukti kwitansi pengeluaran saya selama ini, ucapnya pada saya.
Untuk mencari tahu kebenarannya dan guna perimbangan pemberitaan tim media ini pun mencoba berusaha menemui ibu Hotmauli Malau, tetapi usaha tersebut tidak berhasil.
Reporter : (tim)
Editor :zulham