SIMALUNGUN,mediatrias.com – Sungai bahbolon tinggal menunggu korban, ketika awak media segaja datang ke lokasi nongsor 15/05/17 sekira jam 14.30 waktu setempat, terlihat seolah tidak ada tindakan khusus dari pemerintah setempat.
Jika terus dibiarkan, lambat laun kondisi longsor yang sudah sangat parah segera akan menelan korban, terutama rumah warga nagori bangun yang hanya berjarak kurang dari 20 meter.
Mukidi (nama samaran) ” kami sudah tidak lagi nyaman tinggal di sini, namun tidak punya pilihan lain kecuali pasrah pada kebijakan pemerintah” katanya dengan nada memohon.
Aju (kepala desa) Nagori bangun ketika di konfirmasi lewat telepon genggamnya mengatakan ” Sebelumnya rombongan camat sudah pernah meninjau lokasi yang di maksud, dan sudah di ajukan kedinas BADAN BENCANA DAERAH SIMALUNGUN dan sudah di lengkapi dengan tanda tangan warga, tapi karena kerusakan sudah sangat parah, hal ini akan di ajukan keperintah pusat, dan sampai sekarang kami belum mendapat informasi tentang kelanjutannya”, pungkasnya pada awak media.
Marni (nama samaran) juga menambahkan “sebagai warga yang tinggal di dekat sungai, kami sangt resah apalahi saat hujan deras dan banjir kiriman dati siantar “, imbuhnya. Nampaknya keinginan warga untuk tidur lebih nyaman masih cerita mimpi, mengingat sampai saat berita ini dimuat, belum terlihat ada tindakan serius dari lemerintah setempat.
Apandi alis ipan warga nagori bangun yang tinggal dekat sungai bahbolon sekitar 15 meter dari bibir sungai juga berkomentar “saat banjir datang kamipun sudah tidak bisa tidur lagi, karena harus berjaga jaga mana tau banjir datang, takutnya longsor sampe kerumah kami” katanya dengan mimik berharap segera ada tindakan.
Menurut ceritanya, Longsor sudah lama kita2 sejak taun 82 hingga sekarang.”Kami berharap pemerintah segera melakukan antisipasi terjadinya longsor” harapnya.
Katanya lagi “Pernah datang cuma foto- foto ajanya camat sama pangulu sekitar bulan januari lalu,Kabarnya awal 2017 mau di perbaikai tapi sampai sekarang belum nampak buktinya. Dulu, awalnya sekitar 100 mter, sekarang palingpun tinggal 20 meter ajanya.pernah kami tanamin bambu dan pohon, Tapi ngak bertahan lama. Air hujan kiriman dari siantar saat cukup besar, pohon yang kami tanam kalah di seret air sungai” tambahnya lagi.
Menyikapi persoalan warga bangun yang terlihat jenuh menunggu, awak media sengaja datang ke kantor UPT pengelolaan sumber daya air sungai bah bolon daerah simatera utara dijalan asahan km 3.5 pematang siantar rabu 17/05 13.50 wib, sayangnya Wijaya kepala UPT/BPSDA Bah bolon sedang tidak ada dikantor.
Reporter : (HD)
Editor :zulham