JAKARTA,mediatrias.com– Ketika membahas program strategis dan prioritas di daerah, Presiden Joko Widodo kerap menekankan agar daerah fokus menggarap bisnis unggulan baru diluar bisnis yang selama ini dijalani.
Bisnis unggulan yang dimaksud adalah mengembangkan potensi bisnis yang ada di daerah. Jika dikelompokkan ada berbagai macam. Mulai dari komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan, hortikultura hingga industri. Apa yang diinginkan Presiden sebenarnya adalah upaya, agar daerah tidak tergantung pada sektor-sektor yang selama bertahun-tahun menopang perekonomian daerah. Sebuah langkah antisipasi dalam mencari peluang baru.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, menekan permintaan harga komoditas dan bahan mineral di pasar dunia menjadi pemicu pentingnya langkah alternatif tersebut. Tidak seorang pun bisa memastikan kapan permintaan akan komoditas dan bahan mineral tersebut kembali normal. Oleh karena itu, Presiden meminta menggali keunggulan lain yang selama ini terabaikan.
Dalam rapat terbatas, khusus untuk Sulawesi Tengah yang membahas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Sulawesi Tengah, di Kantor Presiden, Kamis (9/3/ 2017), Presiden kembali mengingatkan beberapa sektor unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan. Diantaranya pertambangan nikel, perkebunan dengan komoditas berupa kakao, kopi, kelapa dan cengkeh, kehutanan dengan produk rotan, kayu eboni, dan meranti.
“Saya minta komoditas hasil pertanian, kehutanan maupun pertambangan itu dapat diolah di Sulawesi Tengah sehingga bisa memberikan nilai tambah, multiplier effect bagi masyarakat,” ujarnya. Selain sektor-sektor tersebut, juga diminta mengembangkan potensi di sektor perikanan serta wisata bahari.
Sebagai gambaran luas perkebunan kopi pada 2013 seluas 7,8 ribu ha dan pada 2014 meningkat menjadi 8,9 ribu ha. Sementara perkebunan kakao di Sulawesi Tengah termasuk yang terluas dengan areal 284,1 ribu ha pada 2013 dan 282,3 ha pada 2014.
Jumlah produksi perikanan tangkap yang merupakan gabungan perikanan laut dan perikanan umum juga termasuk tinggi. Pada tahun 2012 sebesar 197.203 ton dan pada 2013 sebesar 262.460 ton. Sektor kehutanan juga menjadi unggulan lewat kayu eboni. Sekitar 65 % kayu eboni tumbuh di Sulawesi Tengah. Dua puluh persen di Sulawesi Utara, dan 15 persen di Sulawesi Selatan. Kayu berkualitas tinggi dengan tekstur dekoratif pada permukaannya ini cocok untuk pembuatan furnitur. Peningkatan nilai tambah lewat desain furnitur agar pas dengan konsumen khususnya pasar ekspor menjadi tantangan sekaligus peluang. Selain menjamin ketersediaan bahan baku dengan penanaman kembali jenis kayu ini.
Sementara untuk Kalimantan Timur, Presiden juga meminta agar penurunan harga komoditas mineral dan batu bara (Minerba) di tingkat global menjadi momentum pengembangan sektor-sektor unggulan alternatif diluar sektor pertambangan, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun sektor industri pengolahan.
Presiden juga menyinggung masalah infrastruktur yang diyakininya dapat menumbuhkan perekonomian ke arah positif dan lebih cepat lagi. “Infrastruktur pendukung harus dibenahi. Baik infrastruktur transportasi, seperti Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Jalan Trans Kalimantan, pembangunan jalur kereta api, pembangunan bandara dan penyiapan pelabuhan serta galangan kapal,” terang Presiden.
Juga menekankan pentingnya infrastruktur penunjang untuk pengembangan kawasan-kawasan industri pengolahan seperti Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang nantinya akan difokuskan untuk industri pengolahan kelapa sawit.
Membangun infrastruktur adalah memperbaiki konektivitas antar wilayah. Konektivitas memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain. Konektivitas juga membuka potensi ekonomi wilayah yang selama ini terpendam akibat tidaknya jaringan k etempat tersebut. Singkat kata konektivitas membuka peluang pertumbuhan. Meningkatnya kegiatan ekonomi baru di suatu wilayah memperbaiki pendapatan dan dalam jangka panjang akan mengurangi ketimpangan. Di titik ini terlihat bagaimana startegisnya pembangunan infrastruktur di suatu wilayah.
Pun dalam soal pembangunan waduk atau bendungan yang selalu didengungkan Presiden. Langkah ini akan bermanfaat bagi pengembangan usaha di sektor pertanian, juga dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku sebagai sumber energi alternatif.
Sumber : presidenri.go.id
Editor :zulham