BATAM,mediatrias.com — Gemerlap bisnis masage, PUB dan KTV di Kota Batam Provinsi Kepri, kian hari kian berkembang. Pekembangan tersebut menjadi tantangan teren tersendiri bagi para pelaku usaha, untuk dapat maju, memperjuangkan bisnis haram tersebut.
Dengan berkembangnya Masage atau Pijat adalah manipulasi lapisan dangkal dan lebih dalam dari otot dan jaringan ikat dengan menggunakan berbagai teknik , untuk meningkatkan fungsi , membantu dalam proses penyembuhan , mengurangi aktivitas otot refleks , menghambat motor neuron rangsangan , mempromosikan relaksasi dan kesejahteraan.
Dikutip dari LKP Rumah Sehat mengatakan, Dalam pengaturan pijat profesional melibatkan klien dirawat sambil berbaring di meja pijat , duduk di kursi pijat , atau berbaring di atas tikar di lantai, sementara dalam pengaturan amatir permukaan tujuan umum seperti tempat tidur atau lantai yang lebih umum . Subyek pijat dapat sepenuhnya atau sebagian berpakaian atau telanjang.
Berbeda dengan pijat di Batam, seperti yang di tuturkan oleh salah seorang wanita yang juga pelaku usaha masage kepada RilisNasional.co.id, Kamis (22/9/16) kemarin.
Sebut saja Indri (bukan nama sebenarnya), wanita ini menceritakan, bahwa 75 persen pijat di Batam di balut dengan kegiatan prostitusi.
“Batam ini bisa di bilang 75 % pijatnya plus plus, kalau tidak ada plus nya tidak mungkin usaha masagenya bisa bertahan lama. Apalagi sekarang persaingan nya sangat ketat,” sebut Indri di bilangan Nagoya, Batam.
Tidak hanya masage sambung Indri, sekarang ini PUB, tempat karaoke dan salon juga kerap di gunakan oleh oknum untuk menjalankan bisnis ilegal itu.
Belum lama ini, 3 orang Anggota Komisi 1 Dprd Kota Batam melakukan sidak di Morena PUB & KTV di bilangan Nagoya, pada Senin (15/8/16) malam lalu.
Diketahui, dilantai 3 Morena itu terdapat beberapa ruangan yang memiliki fasilitas menggunakan ranjang, menurut salah seorang Angota Komisi 1, tempat tersebut merupakan tempat maksiat.
Mirisnya, saat berada di lantai bawah, Sidak itu menemukan ruangan kaca yang terdapat belasan wanita berpakaian seksi.
Diduga, akibat lemahnya pengawasan dari Pemerintah serta Kepolisian, bisnis prostitusi yang bersembunyi di belakang masage itu akan menjadi penyakit ditengah tengah masyarakat.
Hingga berita ini di terbitkan, Kepala Dinas BPM Gustian Riau dan Dinas Pariwisata Yuspa Hendri serta Kapolda Kepri belum dapat memberikan komentar terkait keberadaan kegiatan yang melanggar hukum itu.
Disamping itu Udin Pelor Panglime Gagak Hitam,menegaskan ini sudah menjadi trend dikota batam,karena ijin bukan untuk portitusi akan tetapi masagge yang ada dikota Batam dijadikan ajang sebagai kedok padahal bisnis esek2,coba ajak pol pp nyamar pasti akan tau..mereka hanya menutup mata belaka.
ia juga menambahkan Apalagi PSK Asing itu sudah membuat batam bukan jadi bandar dunia madani yang bersih dari maksiat ungkapnya.
Udin pun meminta dengan tegas kepada BPM pemberian izin masssage sudah sangat keterlaluan..Apakah tidak ada penyelidikan dilapangan dilakukan gustian riau melalui anggotanya, dengan sengaja dibiarkan oleh dinas tersebut dan…ini tak patut .Kami yang akan bertindak nanti dengan cara kami tambahnya lagi.(mul/amjoi)