TAPTENG,mediatrias.com -Keberangkatan Kwartir Cabang Kabupaten Tapanuli Tengah (Kwarcab Tapteng), dalam kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) Ke-XX, yang telah digelar pada 14 hingga 21 Agustus 2016 kemaren, di Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, Jakarta, diduga sarat Pungutan Liar (Pungli), mulai dari Rp 1.850.000 hingga 2 Juta per siswa, untuk dana keberangkatan Jamnas Ke XX Tahun 2016.
Ironisnya, dana Pramuka yang ditampung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tapteng sebanyak Dua ratus juta lebih itu, tidak berpihak kepada anak didik pramuka Tapteng.
AM seorang Ibu Rumah Tangga membeberkan keberangkatan siswa asal Sekolah yang ada di Kabupaten Tapteng, diduga terbeban biaya keberangkatan sebesar Rp. 1.850.000 hingga 2 juta per siswa berdasarkan Surat Edaran Ketua Kwarcab Tapteng, H Sukran Jamilan Tanjung SE MM. Dengan jumlah siswa 47 orang, dari beberapa sekolah sehingga ditaksir, Kwarcab Tapteng melakukan pungli sebanyak puluhan Juta lebih.
“Masa anak saya tidak bisah ikut dalam Jamnas di Jakarta. Padahal anggaran Kwarcab kan ditampung dalam APBD Tapteng. Disini kita menilai, bagi peserta yang ikut kegiatan Jamnas di Jakarta itu, kita duga hanya diperuntuhkan kepada orang-orang berduit banyak,” bebernya, Senin (5/9).
Ia mengaku, Panitia Kwarcab Tapteng yang membidangi keberangkatan Jamnasasal Tapteng, diduga hanya mampu memperhatikan bagi siswa yang memberikan uang sebesar Rp 1.850.000. Sehingga, orang tua siswa yang nama anaknya enggan untuk disebutkan ini, menilai pengurus Kwarcab Tapteng terkesan tidak adil.
“Kalau soal mata pelajaran, saya tidak meragukan IQ anak saya lagi. Karena kita lihat, kalau soal trophy disini banyak. Sewajarnya, panitia betul-betul melakukan seleksi terhadap otak-otak siswa yang ingin ikut Jamnas, bukan mengukur dari materi orang tuanya yang mampu memberikan uang Rp 1.850.000,” tukasnya sembari menunjukan trophy yang diperoleh anaknya kepada Media ini.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMP Swasta Al-Muslimin Pandan, Hj Siti Nuraisyah S.Pd ketika dikonfirmasi Warta Indonesia News diruang kerjanya mengaku keberangkatan Siswa Sekolah SMP Al-Muslimin Pandan dalam kegiatan Jamnas, tidak dilakukan Pungli oleh pihak Sekolah. Tetapi, dia menduga, Pungli dilakukan berdasarkan adanya surat edaran dari Kwarcab Tapteng.
“Tidak ada saya lakukan pengutipan, bukan saya yang ngutip. Kwarcab kok yang ngutip. Dari pihak sekolah tidak ada yang mengutip (Uang Keberangkatan Jamnas-red). Pihak Kwarcab yang mengutip per orangnya. Kalau nominalnya, saya kurang tahu,” cetusnya.
Menurutnya, sangat wajarlah dilakukan pengutipan. Karena pergi ke Cibubur tidak ada yang dimanakan gratis, dan ia menduga, dengan harga Rp 850.000 per siswa sudah terlalu murah. Lanjutnya, pengutipan yang ditudingkan kepada Kwarcab Pramuka Tapteng, diduga berdasarkan surat edaran.
“Itu sudah terlalu murah, dimana dicari. Kita tidak mengetahui dan tidak mengurusi ada dianggarakan dalam APBD Tapteng biaya Pramuka. Cuma, mereka mengutip dan orang tua siswa setuju itu bukan saya melakukannya. Kalau pun orang tua siswa keberatan, kenapa orang tua mereka menandatangani surat edaran dari Kwarcab ? memang dimana-mana, kalau Kwarcab menyampaikan dan diterima orang tua, itu tidak ada masalah dengan sekolah. 28 orang siswa kami ikut ke Jamnas. Yah, itu lah syaratnya kalau berangkat dikutip. Yang mengutip dana itu, orang Kwarcab,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Asirin Lubis selaku Pimpinan Kontingen Pramuka dan juga sebagai Seketaris Kwarcab Peramuka Kabupaten Tapteng ketika dikonfirmasi wartawan di Dinas Perhubungan Tapteng, tidak ada diruangan dan dicoba melalui nomor Ponsel Miliknya (0852 X1X5X1X0X) sedang tidak aktif dan begitu juga saat pesan singkat (SMS-red) dilayangkan tidak ada balasan. (Iwan Bakkara).